Peringatan Hari Kelahiran Pancasila di Jakarta kemarin dinodai oleh aksi pemukulan terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan oleh sekelompok massa lain yang dikenal sebagai penuntut pembubaran sebuah sekte keagamaan.
Ironisnya, polisi tinggal diam, seolah merestui aksi penolakan kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi dan semangat kebhinnekaan yang menjadi jiwa Pancasila. Polisi tak menangkap satu pun pelaku pemukulan dan penganiayaan di lapangan Monas, sementara mereka justru kerasukan menangkapi dan menganiaya para mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM. Kepala Polri pun membantah jika aksi kekerasan polisi di kampus Unas melanggar HAM.
Masih ada sederet fakta empiris yang menunjukkan betapa Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia kini tak lebih bagaikan macan kertas. Nilai-nilai ekonomi kerakyatan, misalnya, sudah mulai ditinggalkan pelan-pelan digantikan sistem ekonomi pro-”kapital”. Pasar-pasar tradisional digusur digantikan dengan supermarket. Semuanya dilakukan seolah-olah sebagai hal wajar dan tidak memiliki dampak jangka panjang. Akibatnya,