Waktu itu sekitar jam 16.27 WIB. Yunus masuk dengan baju basah kuyup mandi keringat, dengan tangan memegang sebotol limun, terengah-engah, kemudian duduk di kursi.Seorang kawan lagi, karman masuk mau mengambil buku tetapi melihat Yusuf, berhenti sejenak, memandangi Yusuf, lalu mengmbil buku kemudian keluar. Selesai minum, Yunus lalu meletakan botol, lalu merentangkan tangannya, lalu membuka bajunya yang basah kuyup, dan menaruhnya di sandaran kursi. Persis selesai Yunus membenahi bajunya, Ihsan masuk.

Ihsan : Nus lagi apa….
Yunus : ( memotong sebelum kalimat Ihsan selesai )
Lagi-lagi liku-liku.
Ihsan : Kalau mas Hajir tahu kau begitu, tau rasa kau.
Yunus : Hah, rasa apa saja yang perlu aku ketahui?
Ihsan : Rasa garam, tahu?
Yunus : Garam?
Ihsan : Ya, garam produksi
sendiri itu.
Yunus : Ah, yang bener saja kamu, masa garam suruh rasa, gimana sih kamu, Nas?
Ihsan : Ya, garam keringatmu itu, goblog!
Yunus : kau ini ngomong apa, masa mas Hajir suruh mencicipi keringatku sendiri.
Ihsan : Habis kalau nggak, siapa suruh nyicipi?
Aku?
Yunus : Maksudmu gimana sih, Nas?
Ihsan : Ini kan kamar tamu. Kalau kamu naruh baju di sini kan… Gila.
Kalau Si Mincuk kemari gimana?

Yunus : Ooo itu toh soalnya. Lantas mesti…
Ihsan : ( memotong ) Taruh dikamar sendiri sana.
Terus mandi sana, jangan begitu dong kau.
Yunus : Perkara naruh di kamar Kn urusan gua sendiri. Demikian soal mandi.
( Kembali duduk dan minum botol ).
Ihsan : Kau mulai kers kepala, ya?
Yunus : Apa kepalamu nggag keras? Coba aku pegang sini.
Ihsan : Nus!
Yunus : Apa?
Ihsan : Ini peringatan kualitas demi kebaikanmu. Ambil bajumu dan ambil ke kamarmu.
Yunus : Sejak kapan kau diberi mandat memberi peringatan kapadaku?
Ihsan : Aku Senior di…..
Yunus : Perkara senior kan tidak ada sangkut pautnya dengan baju.
Ihsan : Kau taat tidak?
Yunus : Lagaknya.
Ihsan : Taat atau tidak. Jawab!
( Yunus diam, minum )
Ihsan : Jawab?
( Yunus masih minum )
Ihsan : Jawab! ( triak keras )
Yunus : ( Mulutnya masih penuh limun dan menjawab ) Yaaa!
(Limun tumpah ke lantai dari mulut ).
Ihsan : Aduuuh… ini apa? ( menunjuk tumpahan limun ).
Yunus : Mana?
Ihsan : Ini. Lihat ini!
Yunus : Ooo itu, toh! ( Sebentar jongkok, jarinya mendulit tumpahan limun,
mencicipi lalu tertawa ). Limun, ini.
Ihsan : Nus!
Yunus : Apa?
Ihsan : Kau ini gila apa waras?
Yunus : Suruh milih atau gimana?
Ihsan : ( Semakin penasaran ). Kau gila apa?
Hajir : ( Masuk ). He, he, he, Ini bukan jam bertengkar!
Ihsan : Rasain lu! ( kepada Ihsan )
(Yunus terus duduk di tumpahan limun )
Hajir : Kalian ngapain ini?
Ihsan : Tuh si Yunus naruh baju di situ.
Hajir : Ihsan, Yunus…
Yunus : Ada. ( jawaban seperti di absen )
Hajir : Ngapain di lantai? Tidak bisa duduk di kursi?
Yunus : Bisa.
Hajir : Berdiri.
Yunus : ( Berdiri terus menutup pantat yang basah oleh limun ).
Hajir : Ihsan….
Ihsan : Yap!
Hajir : Ambilkan buku instruksi.
Ihsan : Siap. ( keluar )
Hajir : Yunus.
Yunus : Siap.
Hajir : Dengr pertanyaanku dan jawab dengan jujur.
Yunus : Siap!
Hajir : Sudah berapa kali…
Yunus : ( Memotong dengan cepat ) Dua kali, sarapan dan makan siang…
Hajir : Dengarkan dulu jangan memotong… tahu?
Yunus : Siap!
Hajir : Sudah berapa kali kau melakukan kesalahan-kesalahan sehingga dengan
demikian kau di peringatkan dengan keras karna tindakanmu yang dapat
dikatagorikan sebagai tindakan indisipliner, dan mengurangi kewibawaan bagi
persekutuan, baik tingkat local maupun regional.
Yunus : Regional.
Hajir : Apa?
Yunus : ( Memikirkan sebentar ) Lokal.
Hajir : Apa?
Yunus : ( Memikirkan sebentar ) Indisipliner.
Hajir : ( Jengkel ) Sudah berapa kali?
( Yunus diam )
Hajir : Sudah berapa kali? Jawab!
Yunus : Dua kali sarapan dan makan siang, makan malam belum.
Hajir : ( jengkel ) sudah berapa kali kau melakukan kesalahan-kesalahan sehingga dengan demikian kau diperingatkan dengan keras karena tindakanmu dapat dikatagorikan sebagai tindakan indisipliner, dan… (riing, telepon berdering dari dalam lalu orang berteriak: “ telepon untuk persekutuan local”.
( Hajir keluar dengan lari, sementara di sisi lain Tumeles masuk).
Tumeles: Ngapain kau?
Yunus : Gila. Gara-gara si Ihsan.
Tumeles: Kau mandi dulu sana!
Yunus : Nanti kalau mas Hajir kembali?
Tumeles: Biar saja, dia juga terlalu. Dia dulu kan bekas pimpinan HANRA dikampungnya. Mentang-mentang setelah pimpina menunjuk dia sebagai ketua asramaterus begini sama kawannya sendiri.
Yunus : Tapi dia juga nggak salah sebenarnya.
Tumeles: kok, nggak salah?
Yunus : Mas Hajir itu kan pelaksana peraturan.
Tumeles:Baik. Kau mandi dulu sana, biar aku yang membersihkan lantainya. ( Keduanya exit, tapi Tumeles segera masuk kembali membawa pel lantai, sambil membenahi kursi. Hajir masuk denga tergopoh-gopoh)
Hajir : He, anu… pimpinan regional mau dating, kira-kiar sepuluh menit lagi… Kita harus siapkan semuanya.
Tumeles: Tapi ini masih kotor lantainya.
Hajir : Kursi itu pindah sini. ( tumeles menjinjing kursi yang satu di pindah ke yang lain. Itu, itu mejanya yang sana pindah sini ( Tumeles melaksanakan perintah Hajir dengan susah payah ). Ihsan ( teriak).
Ihasan : ( Masuk ) Yap!
Hajir : Pimpinan regional akan segera dating. Itu buku-buku bersihkan semua ( Ihsan exit dan Haji teriak ) Karman, Karman!
Karman: Ya, Mas.
Hajir : Ambil taplak meja, buku-buku Ilmiah dan yang lainnya siap kan disini.
Karman: Ya, Mas.
Hajir : cepat! (Karman keluar).
Hajir : Yunus! ( teriak )
Yunus : ( Dari dalam ) Sebentaar!
Hajir : Tumeles…!
Tumeeles: Yap!
Hajir : Kau bisa siapkan minuman?
Tumeles: Berapa?
Hajir :Biasanya, pimpinan regional dating dengan rombongan. Sebentar, Pimpinan sendiri, eakil kedua, lantas itu, dan… pokoknya sekitar lima belas botol minum. Masih ada, toh?
Tumeles: Sisa kemarin tinggal enam, di minumYunus satu.
Hajir : Kau beli sebentar… Tapi jangan, nggak mungkin.
Tumeles: begini saja.
Hajir : gimana?
Tumeles: Tapi nanti…. Wah gimana yah?
Hajir : nggak apa-apa katakan idemu, belum tentu jelek, ya toh………
Tumeles: Begini. Maksud saya, supaya segalanya itu tampak hebat. Ya, toh, pokoknya siap, ya, toh? Lha itu… begini, nanti kalau pimpinan regional itu dating, ya toh....
Hajir : Cepet!
Tumeles: Gelas-gelas di siapkan ya, toh?
Hajir : minumannya itu apa? Kan limun kita kurang persediaan. Katakan saja idemu.
Tumeles: Makannya itu, wadahnya disiapkan!
Hajir : Lantas yang di wadahi itu apa?
Tumeles: Nanti dulu pokoknya itu wadah. Zaman sekarang yang perlu itu wadahnya itu, ya, toh?
Hajir : Lha ya, yang di minum apa?
Tumeles: Yang di minum itu abstrak.
Hajir : Abstrak bagaimana?
Tumeles: Yang penting kan logis dan rasional toh.
Hajir : Gila…. Yunus! ( Triak )
Yunus : Ya
Hajir : Kamu telepon sana berapa orang kira-kira tamunya.
Yunus : Baik ( exit )
( Karman masuk membawa barang-barang )
Hajir : Nah di siapkan disu yang rapi.
( Ihsan masuk membawa sulak )
Hajir : Ayo bersihkan itu, cepat, cepat.
( Yunus masuk )
Hajir : Bagaimana?
Yunus : Cuma tujuh orang. Tapi mereka Cuma sebentar. Yang akan di tinjau….
Hajir :Gizi?
Yunus : bukan, tetapi….
Hajir : Kebersihan?
Yunus : bukan, tetapi….
Hajir : Apa, katakan cepat!!!
Yunus : Ya, itu. Ooo, bukan, bukan kamar, tetapi…
Karman: Disiplin?
Yunus : Nah itu… O bukan. Apa ya…
Tumeles: Limun?
Yunus : Nah, stabilitas. Pokoknya yang kurang stabil di perbaiki dulu.
Hajir : Kalau begitu cek semua meja kursi sudah stabil belum berdirinya.
Hajir : Beres!
Semua : Berea! ( kriiing telepon berdering lagi )
Hajir : Tumeles.
Tumeles: Yap!
Hajir : Terima telepon itu.
Tumeles: Siap. ( exit )
Hajir : Ingat ini gawat tau? Tugas ekplisit.
Semua : Tahuuu!
Hajir : Bagus. Apa saja jawab baik kalau ada pertanyaan dari pimpinan. Misalny gizi, pendidikan, disiplin dan lain-lain.
Semua : Baikk.
Hajir : Bagus. Sekarang Bagaimana pencuri-pencuri?
SEmua : Baikkk.
Hajir : Goblog! Soal pencuri dan lain-lain jawab tidak ada.
Semua : Tidak adaaa!
Hajir : Bagaimana kalau pencuri dan keamanan?
Semua : Tidak adaaa!
( Tumeles masuk )
Hajir : Bagaimana?
Tumeles: Anu tidak jadi ada inspeksi, malah Mas Hajir diminta dating ke asrama yang di ketuai pimpinan regional.
Hajir : Lho!
Tumeles: Di sana sedang ada kesibukan mendadak, sebab pimpinan pusat meninjau kesana, kita diminta membantu.
Semua: Horreeeeeeeeeeee.